Makanan Kemasan & Kaleng
Bandeng Presto mulai dikenal luas masyarakat pada tahun 1980-an. Bahan makanan ini adalah modifikasi proses pemindangan dari pindang bandeng buatan Sidoarjo, Jawa Timur yang terkenal waktu itu. Penemuan bandeng presto ini bisa dikatakan secara tidak sengaja. Hal ini berawal pada tahun 1976 dari pengalaman seorang ibu rumah tangga bernama Hanna kelahiran Juwana-Pati yang ikut merantau bersama suaminya di Semarang. Pekerjaan suaminya sebagai supir antar kota Semarang – Jakarta membuat kondisi perekonomian keluarganya sangat terbatas.
Hal ini memaksa dirinya untuk berpikir kreatif dalam membantu ekonomi keluarga dengan mencari usaha sampingan. Berbekal sebuah panci pressure cooker yang bermerek “Presto” hadiah ulang tahun dari suaminya, ibu muda ini mencoba memasak bandeng biasa menjadi bernilai tinggi. Sehingga hadirlah ide untuk melunakkan duri bandeng dengan menggunakan panci tersebut. Setelah mengalami berkali-kali kegagalan, akhirnya beliau menemukan metode yang tepat dalam melunakkannya.
Setelahnya hasil olahan bandeng itu dijual di lingkungan sekitar. Semakin hari semakin banyak terjual membuatnya semakin percaya diri untuk membuka toko bernama “Bandeng Preto” di depan rumahnya sendiri. Karena keberhasilan dalam penjualan dan turut meningkatkan taraf kehidupan ekonominya, hal itu menarik antuasiasme para tetangganya untuk mengikuti jejak serupa menjual bandeng presto. Maka untuk menonjolkan eksistensi diri sebagai pioneer dan menjaga kualitas, pada tahun 1977 bandeng presto dipatenkan sebagai brand pertama bandeng duri lunak khas Semarang.
Sekarang ini ikan bandeng menjadi komoditas budidaya penting, karena selain rasanya gurih, harganya terjangkau oleh segala lapisan masyarakat, tahan terhadap serangan penyakit dan dapat dibudidayakan di berbagai lokasi yaitu air payau, laut, dan tawar. Bandeng secara umum telah dikenal masyarakat luas terutama masyarakat pesisir pantai. Bandeng yang bahasa latinnya bernama Chanos-chanos mempunyai persebaran cukup luas yaitu hidup di pantai-pantai mulai dari wilayah selatan Jepang sampai Australia, dari pantai timur Afrika dan Madagaskar sampai keberbagai pulau di Samudra Pasifik. Di dunia Internasional disebutl dengan milkfish, sementara nama lokal Indonesia antara lain bandang, bandeng, bolu, ikan bebi, dan ikan agam.
Bandeng termasuk dalam jenis ikan yang memiliki kandungan gizi tinggi. Setiap 100 gram daging bandeng memilikig 129 kkal energi, 20 g protein, 4,8 g lemak, 150 mg fosfor, 20 mg kalsium, 2 mg zat besi, 150 SI vitamin A, dan 0,05 mg vitamin B1. Berdasarkan komposisi tersebut maka Bandeng termasuk sebagai ikan berprotein tinggi dan berlemak rendah. Bukan hanya itu, berdasarkan penelitian terbaru bahwa kandungan omega 3 Bandeng juga mempunyai nilai gizi 6 kali lebih tinggi daripada ikan Salmon. Meskipun bandeng presto diproses dengan tekanan tinggi, bandeng yang telah mengalami proses pelunakan tetap tidak kehilangan nilai gizinya.
Bahkan sebab duri dan sirip ikan tidak ikut termakan, asupan vitamin dan mineralpun jadi lebih banyak, misalnya kandungan vitamin A dan vitamin D. Bandeng Presto sangat bagus untuk anak-anak serta ibu hamil dan menyusui, sebab kandungan kalsiumnya akan memperkuat dan mencegah pengeroposan tulang. Mineral lainnya bisa mencegah berbagai penyakit akibat kekurangan gizi dan penyakit degeneratif. Bandeng presto juga aman untuk dikonsumsi oleh lansia, karena kandungan lemaknya yang rendah bahkan lebih rendah dibandingkan lemak hewani lainnya. Akibatnya sangat baik untuk kesehatan, karena artinya kandungan kolesterolnya juga relatif rendah untuk meminimalkan resiko penyumbatan pembuluh darah dan jantung koroner.